
2008/12/27
di
22.15
|
Saya berharap Ibu kita masih ada.
Betapa menyesalnya, bila telah tiada.
Ketika kita lahir menangis, Ibu
ketawa, semua orang tertawa gembira
Ibu yang pertama kali dan setiap saat
mencium kita, dulu.
Kini Ia akan terus melakukannya, sayang
kita merasa tidak perlu.
Tanpa pamrih ia lakukan. Dengan kasih
sayang penuh Ia berikan.
Ketika kita ingusan, Ia rela menghirup
Ingus kita dengan mulut manisnya.
Ketika kita sakit, ia ikut sakit.
Ketika kita tidak bisa tidur,
ia ikut ikut lembur.
Ketika kita tak mau makan, ia korbankan
Apa saja agar kita makan.
Apa yang bisa kita lakukan saat ini?
Coba kita lakukan setelah membaca
puisi ini, begitu ketemu, cium Ibu.
Bila jauh, angkat telepon, minta ampun
Saya bayangkan Ibu akan meneteskan air mata.
Air mata ketulusan kasih sayang seorang Ibu
Bila kita mati buatlah sebaliknya.
kita ketawa gembira, setidak-tidaknya tersenyum.
Sementara Ibu dan seluruh kerabat kita
yang ditinggal menangis sedih
Sungguh kita tidak tahu, bagaimana
keadaan kita nanti ketika mati.
Apakah bisa tertawa, atau
malah Ditertawakan !
Betapa menyesalnya, bila telah tiada.
Ketika kita lahir menangis, Ibu
ketawa, semua orang tertawa gembira
Ibu yang pertama kali dan setiap saat
mencium kita, dulu.
Kini Ia akan terus melakukannya, sayang
kita merasa tidak perlu.
Tanpa pamrih ia lakukan. Dengan kasih
sayang penuh Ia berikan.
Ketika kita ingusan, Ia rela menghirup
Ingus kita dengan mulut manisnya.
Ketika kita sakit, ia ikut sakit.
Ketika kita tidak bisa tidur,
ia ikut ikut lembur.
Ketika kita tak mau makan, ia korbankan
Apa saja agar kita makan.
Apa yang bisa kita lakukan saat ini?
Coba kita lakukan setelah membaca
puisi ini, begitu ketemu, cium Ibu.
Bila jauh, angkat telepon, minta ampun
Saya bayangkan Ibu akan meneteskan air mata.
Air mata ketulusan kasih sayang seorang Ibu
Bila kita mati buatlah sebaliknya.
kita ketawa gembira, setidak-tidaknya tersenyum.
Sementara Ibu dan seluruh kerabat kita
yang ditinggal menangis sedih
Sungguh kita tidak tahu, bagaimana
keadaan kita nanti ketika mati.
Apakah bisa tertawa, atau
malah Ditertawakan !
Label:
pribadi
0 komentar:
Posting Komentar